http://media.tumblr.com/tumblr_ln94epizW61qfamg6.png

Jumat, 21 September 2012

Kisah Cinta Ajaib Ray dan Maya


Kisah Cinta Ajaib Ray dan Maya
Pagi itu Ray bersemangat ke sekolah karena dia adalah Ketua OSIS baru di SMP 670. Setelah Ray sarapan, dia langsung pamit ke ibunya.
“Bu, Ray pergi sekolah dulu ya”, kata Ray.
“Iya nak, Hati-hati”, jawab ibu. Ray mengendarai sepeda pemberian pamannya waktu ia ulang tahun yang ke-11. Seperti biasa, anak-anak perempuan di sekolahnya banyak yang naksir Ray sampai berlebihan, memang Ray anaknya pintar dan tampan, apa lagi Ray adalah Ketua OSIS baru.
Sampai di sekolah, Ray langsung masuk ke kelas, dilihatnya di belakang kelas seorang perempuan cantik dan sepertinya pintar. Ray langsung menghampirinya.
“Hai, kamu anak baru ya?” tanya Ray.
“Hai juga, Iya, perkenalkan namaku Mayada Alya. Panggil saja Maya. Aku pindahan dari SMP 501”, jawab perempuan tersebut, Maya.
“Aku Rayyan Putra Mahandrano, Ketua Osis baru di SMP ini. Panggil aku Ray ya”, kata Ray.
“Ok, Siap Ketua osis, hehe” canda Maya. Ray pun kembali ke tempat duduknya dengan wajah merah. Ia tidak merasa suka dengan Maya, tapi dia merasakan sesuatu yang tidak biasa dengan perempuan lainnya.
Hari pun terus berlalu, kabarnya banyak lelaki yang naksir dengan Maya. Jelas, Maya anaknya cantik, pendiam, dan pintar. Suatu hari, saat pulang sekolah, Ray melihat Maya jalan sendirian.
“Maya!” teriak Ray. Dengan terkejud Maya menjawab “Iya? Ada apa?”.
“Kamu kok jalan sendirian? Rumahmu di Jalan Alpha 3 No. 101, kan?” jawab Ray dengan terengah-engah. Maya menjawab heran “Tidak ada yang bisa menjemputku hari ini, aku tidak punya uang untuk naik angkot, Aku tidak di kasih uang saku. Iya, kok kamu tahu?”.
“Jelas, itu satu arah dengan rumahku, Ayo naik!” seru Ray. Maya pun naik ke sepeda milik Ray. Semenjak hari itu mereka berdua semakin dekat. Hari kelulusan pun tiba.
 Mereka tidak satu Sekolah lagi. Maya ikut Ayahnya Dinas ke Amerika sementara Ray di terima di SMA 347, sekolah yang Ray inginkan. Di sekolah itu Ray tidak merasa ada perempuan yang bisa menggantikan Maya. Kabar dari tantenya Maya, Tante Tressa, mengatakan bahwa disana Maya lebih bahagia. Disana Maya di panggil May, bukan Maya.
Semakin hari, hati Ray semakin lesu, Seperti ada orang yang sangat ia cintai menghilang dalam sekejap.
3 Tahun berlalu begitu cepat, Ray masuk ke Universitas yang terkenal yaitu Universitas Indonesia, Fakultas Teknik Mesin. Sampai sekarang pun ia belum mempunyai pacar. Banyak gadis yang ingin berpacaran dengan Ray. Tapi, selalu ia tolak. Saat pulang kuliah, di rumahnya ia melihat gadis manis duduk di ruang tamu. Ia seperti kenal dengan gadis itu.
“Apakah kamu Maya?” tanya Ray gugup. Gadis itu tersenyum “Ya, Aku Maya, Ray” Wajah Ray pun memerah, dia pun tidak percaya perempuan yang ia cintai kembali ke Indonesia. Ray memeluk Maya.
“Aduh, Ray, biasa aja kali, lebay tau” tukas Maya. Ray dengan merasa bersalah menjawab “Maaf ya, Aku kangen banget tahu!”.
Hehehe, Aku juga”.
Ray mengajak Maya ke sebuah tempat, yaitu bangku taman di bawah pohon rindang yang sekitar 4 tahun  yang lalu selalu mereka pakai untuk duduk-duduk berdua di sore hari.
“Kenapa kamu mengajak aku ke sini Ray?” tanya Maya. Maya terlihat anggun memakai celana panjang jeans biru dengan kemeja tak berlengan berbunga-bunga dan ditutupi dengan jaket tipis rajutan berwarna putih tulang.
“Untuk mengingat masa lalu” jawab Ray. Maya heran dan terus mengikuti Ray.
Disana mereka bersenang-senang, menceritakan kisah mereka, semenjak mereka berpisah. Sebelum pulang, Ray menanyakan sesuatu kepada Maya
“Apakah kamu sudah punya pacar?” tanya Ray.
“Tidak, aku baru saja putus dengan pacarku yang di Amerika” jawab Maya dengan cepatnya. Ray gembira dan bertanya dengan serius “Kalau begitu, apakah kamu mau jadi pacarku, Maya?”
Maya kaget dan berasa mimpi di cubit kecil tangannya dalam hati lalu berteriak ‘Ya, Maya! Ini kenyataan!’. Maya menanyakan balik “Bisakah kamu memberi aku sedikit waktu untuk berpikir?”
”Tentu saja, aku akan menunggu.”. Akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing.
Seminggu berlalu, Belum ada jawaban dari Maya, Ray pun merasa takut kalau Maya marah. Akhirnya Ray naik motor dan menuju ke rumah Maya. Ray mendapat kabar dari Tante Tressa bahwa Maya sedang sakit parah dan di rawat di Rumah Sakit Dedy Jaya. Ray bertanya kepada dirinya sendiri “Maya sakit apa ya? Ia tidak pernah cerita bahwa ia mempunyai penyakit yang parah”. Ray langsung menuju ke rumah sakit.
Sampai di rumah sakit, Ray bertanya kepada suster.
“Sus, Pasien bernama Mayada Alya di kamar nomor berapa, ya?” tanya Ray. “Mayada Alya ada di kamar nomor 17K123” jawab seorang suster. Ray langsung mencari kamar tersebut. Dilihatnya Maya berbaring lemah dan tak sadar diri di tempat tidur. Adik Maya, Graisa, memberi sepucuk surat singkat kepada Ray. Dibukanya surat itu:
Halo Ray.
Kamu mau tau apa jawabannya?
Ya, Aku mau sekali! Aku menyukaimu sepenuh hatiku!
Teruslah tersenyum Ray. Love you!
-    Mayada Alya –
Ray menangis membaca surat itu, ia langsung menarik tangan Maya dan berteriak “Maya! Bangun lah kau Maya! Bangun!”. Ray terus berteriak kencang sambil memegang tangan Maya. Keajaiban pun terjadi. Maya bangun dan langsung memeluk Ray.
“Ray, cinta pertama dan terakhirku, aku menerima permintaanmu sepenuh hatiku.” kata Maya dengan gagap.
“Oh, Maya. Ku tahu pasti kau menerimanya!”
Beberapa hari kemudian, Maya sudah boleh pulang kerumah walau harus mengendarai kursi roda. 3 tahun kemudian, Ray menyelesaikan studi S1 nya. Sementara Maya menjadi orang yang terkenal di bidang desain.
Akhirnya cinta mereka membawa mereka ke pelaminan. Mereka pun Hidup bahagia, selamanya!

Karangan Azmi Nailul Izzah(Amy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar